SYAREAT, TARIKAT, HAKEKAT DAN MAKRIFAT
Bismillahirrohmanirrohiim,
Umat
islam di jawa, umumnya mengenal filsafat kasepuhan yang disebut dengan syariat-
Tarikat-Hakikat-Makrifat yang pada intinya mengupas tataran kalbu (iman) dan
sekaligus kesempurnaan refleksi dalam berperilaku. Tidak dapat dipungkiri,
setiap manusia yang penasaran dengan nilai-nilai hidup (yang tinggi) pasti
memburu hal yang insyaAllah tidak diragukan kegunaannya. Karena sesuai hukum
alam, tujuan manusia hidup hanyalah bahagia (di dunia dan akhirat).
Pada
konsep yang salah kaprah, tidak sedikit orang yang “njujug” ke makrifat tanpa
mengenal syariat-tarikat-hakikat. Padahal hal tersebut mustahil adanya (untuk
mengenal makrifat). Bila kita berani jujur, sesungguhnya kita hanya tahu apa
itu (penyebutan/ kata) makrifat namun tanpa pernah sedikit menuju kesana,
apalagi memasukinya. Bahkan untuk tahap hakikat saja, itu pun juga susah luar
biasa.
Sungguh,
bila kita perhatikan sudah ada beberapa manusia yang mengaku telah makrifat.
Jarang orang berkata “aku baru syariat/ tarikat/ hakikat” atau “aku hanya
manusia biasa.” Nah, hal tersebut telah menjadi kunci bahwa sesiapapun yang
telah mencapai makrifat/ hakikat akan jauh dari pengakuan seperti demikian.
Karena kunci orang luhur adalah “jauh dari rasa sombong dalam wujud apapun.”
Coba
saudara amati, bahwa tidak ada orang pandai yang berkata “aku pandai,” justru
sebaliknya malah diam pura-pura tidak tahu (menyembunyikan kelebihannya) dan
berusaha berendah hati, serendah-rendahnya. Baiklah, sekarang kita menuju ke isi,
yaitu:
1. Syariat
(Islam) adalah hukum dan aturan (Islam) yang mengatur seluruh
sendi kehidupan umat Muslim. Selain berisi hukum dan aturan, syariat (Islam)
juga berisi penyelesaian masalah seluruh kehidupan ini. Maka oleh sebagian
penganut Islam, syariat (Islam) merupakan panduan menyeluruh dan sempurna seluruh
permasalahan hidup manusia dan kehidupan dunia ini.
2. Tarekat berasal
dari kata ‘thariqah’ yang artinya ‘jalan’. Jalan yang dimaksud di sini
adalah jalan untuk menjadi orang bertaqwa, menjadi orang yang diredhoi Allah
s.w.t. Secara praktisnya tarekat adalah kumpulan amalan-amalan lahir dan batin
yang bertujuan untuk membawa seseorang untuk menjadi orang bertaqwa.Ada 2
macam tarekat yaitu tarekat wajib dan tarekat sunat.
A. tarekat
wajib, yaitu amalan-amalan wajib, baik fardhu ain dan fardhu kifayah yang wajib
dilaksanakan oleh setiap muslim. tarekat wajib yang utama adalah mengamalkan
rukun Islam. Amalan-amalan wajib ini insya Allah akan membuat pengamalnya
menjadi orang bertaqwa yang dipelihara oleh Allah. Paket tarekat wajib ini
sudah ditentukan oleh Allah s.w.t melalui Al-Quran dan Al-Hadis. Contoh amalan
wajib yang utama adalah shalat, puasa, zakat, haji. Amalan wajib lain antara
lain adalah menutup aurat , makan makanan halal dan lain sebagainya.
B. tarekat
sunat, yaitu kumpulan amalan-amalan sunat dan mubah yang diarahkan sesuai
dengan 5 syarat ibadah untuk membuat pengamalnya menjadi orang bertaqwa. Tentu
saja orang yang hendak mengamalkan tarekat sunnah hendaklah sudah mengamalkan
tarekat wajib. Jadi tarekat sunnah ini adalah tambahan amalan-amalan di atas
tarekat wajib. Paket tarekat sunat ini disusun oleh seorang guru mursyid untuk
diamalkan oleh murid-murid dan pengikutnya. Isi dari paket tarekat sunat ini
tidak tetap, tergantung keadaan zaman tarekat tersebut dan juga keadaan sang
murid atau pengikut. Hal-hal yang dapat menjadi isi tarekat sunat ada ribuan
jumlahnya, seperti shalat sunat, membaca Al Qur’an, puasa sunat, wirid, zikir
dan lain sebagainya.
3. Hakikat artinya
i`tikad atau kepercayaan sejati (mengenai Tuhan), maka hakikat ini
pekerjaan hati. Sehingga tidak ada yang dilihat didengar selain Allah, atau
gerak dan diam itu diyakini dalam hati pada hakikatnya adalah kekuasaan
Allah. (Abdurrahman Siddik Al Banjari ,1857 kitab Amal Ma`rifat).
A. Hakikat;
adalah kebenaran, kenyataan (Poerwadarminta,1984)
hakekat menyaring dan memusatkan aspek-aspek yang
lebih rumit menjadi keterangan yang
gamblang dan ringkas, hakikat mengandung
pengertian-pengertian kedalam aspek yang penting
dan instrinsik dari benda yang dianalisa (Konsep Dasain
Interior II, Olih Solihat Karso).
B. Hakikat
berasal dari kata arab haqqo, yahiqqu, haqiqotan yang berarti kebenaran sedangkan
dalam kamus ilmiah disebutkan bahwa hakikat adalah: Yang sebenarnya;
sesungguhnya; keadaan yang sebenarnya (Partanto, pius A, M. Dahlan al
barry, Kamus Ilmiah Populer, 1994, Arkola, Surabaya).
C. Istilah
bahasa hakikat berasal dari kata “Al-Haqq”, yang berarti kebenaran. Kalau
dikatakan Ilmu Hakikat, berarti ilmu yang digunakan untuk mencari suatu
kebenaran.
4. Makrifat,
Dari segi bahasa Makrifat berasal dari kata arafa, ya’rifu, irfan, ma’rifat
yang artinya pengetahuan dan pengalaman. yaitu perpaduan dari
syariat-tarikat-hakikat yang nantinya menuju kepada “mengenal Allah dan
keilmuan (kunci kode) alam semesta yang termuat dalam Al Quran serta mentaati
syariat Rasulullah SAW.”
A. Maka,
apakah makrifat itu? Makrifat adalah pandai/ mengerti/ paham dan
melaksanakan (dengan sempurna). Sayangnya dalam fase ini (makrifat), tidak
ada seorang manusia pun yang mampu mendekati makrifat apalagi duduk dalam tahap
tersebut. Alasannya mudah saja, karena syarat mutlak makrifat adalah “wahyu.”
B. Mengapa
harus mendapat wahyu untuk makrifat? secara mudah saja, Makrifat,
artinya pengetahuan dan pengalaman, yaitu perpaduan dari
syariat-tarikat-hakikat yang nantinya menuju kepada “mengenal Allah dan
keilmuan (kunci kode) alam semesta yang termuat dalam Al Quran serta mentaati
syariat Rasulullah SAW.” Maka bagaimana akan makrifat bila tanpa wahyu?
C. Bagaimana
menjadi makrifat? jawabannya adalah: “tidak mungkin.” Kecuali, bila seseorang
itu adalah memiliki derajat nabi. Karena, seorang nabi pasti memperoleh wahyu.
Syariat,
tarekat, dan hakikat dirajut menjadi satu Dirajut menjadi makrifat.
Berjalan
tanpa guru sama saja kosong carilah sebanyak-banyaknya guru/ulama dari 1000
guru mugkin hanya 1 yang bisa membibingmu.
Tidak ada komentar: